Agak menurunnya pasar kamera digital tidak membuat produsen Samsung menunda kemunculan seri terbarunya yang mengedepankan gaya, ST50. Kamera yang lebih dulu muncul di Amerika dengan nama TL100 ini sengaja dihadirkan dalam polesan bodi stainless yang cantik dalam pilihan warna merah, hitam, biru, dan silver.
Dengan ketebalan kurang dari 1,7 cm (tanpa perpanjangan lensa), Samsung ST50 menjadi salah satu kamera kompak tertipis di dunia yang mengusung resolusi sampai 12 megapixel. Wajarlah jika produk ini sempat menyabet penghargaan dari CES Innovation Award 2009 yang diadakan pada bulan Januari tahun ini di Las Vegas – Amerika.
Dari awal, ST50 memang dijadikan kamera kompak dengan target konsumen berselera fashion yang tinggi tanpa melupakan kemampuan fotografi yang memadai. Karena itulah, ST50 didesain dalam bentuk ramping yang tetap nyaman digunakan berkat tombol kontrol ringkas dan layar LCD 2,7” yang lapang. Fungsi-fungsi fotografi pun dijejalkan cukup beragam tanpa merepotkan pemakainya. Bahkan disediakan feature SMART yang menjadikan kamera bekerja secara otomatis sesuai pengaturan yang telah disediakan.
Jika dibandingkan model sebelumnya, Samsung sengaja menghilangkan tombol shortcut fungsi (Fn) yang biasanya menyatu dalam tombol untuk menghapus file. Rupanya menu fungsi disatukan dalam menu utama sehingga terasa kurang praktis saat kita ingin mengaktifkan feature tertentu dengan cepat. Pada menu ini, Anda tidak akan menjumpai pilihan scene/program meskipun kamera menyebutkan kemampuan ini.
Ternyata pilihan scene/program disatukan dalam fitur SMART yang tidak lain merupakan modus bidik serba otomatis. Namun, pengertian “otomatis” di sini ternyata cukup unik di mana tersedia 11 scene terprogram yang akan mengikuti gaya Anda memotret. Jadi jika Anda sedang memotret benda dekat (makro), moda makro akan aktif dan bila ingin memotret pemandangan, modus landscape secara otomatis akan aktif. Tidak diperlukan proses manual sedikit pun. Praktis bukan?
Meskipun merupakan kamera saku yang “apa-apa” serba otomatis, ST50 juga membolehkan pengguna mengatur setting secara manual mulai dari pencahayaan, ISO, atau pilihan titik fokus. Sisanya lebih berupa feature bantuan yang kurang umum dikenal dalam sistem manual. Namun aneka feature ini telah cukup bermanfaat, misalnya Frame Guide (yang memandu orang lain memotret sesuai dengan sisi atau arah yang telah Anda tentukan) dan Digital Image Stabilization (DIS) untuk meminimalkan hasil foto yang buram akibat guncangan tangan Anda saat memotret.
Sumber: KOMPAS.tekno