VIVAnews – Berbicara mesin pencari di Internet, Google tentu saja masih lekat di benak sebagian besar pengguna Internet di dunia. Namun, kini raksasa asal Mountain View itu mendapat tantangan serius dari Facebook dan Microsoft.
Facebook dan mesin pencari Microsoft Bing telah melakukan integrasi untuk melahirkan sebuah mesin pencari sosial ekslusif sejak 13 Oktober silam. Facebook membuka data feed khusus untuk Microsoft Bing.
Dengan ditandainya kerja sama tersebut, pengguna Bing akan lebih mudah mencari indeks dan data-data profil yang tersedia, serta memberi tanda “Like” jika hasil pencariannya relevan. Sama persis seperti yang Google lakukan pada Social Search-nya, yang jauh lebih kecil ketimbang situs jejaring sosial sekelas Facebook.
“Bing dapat memanfaatkan informasi sosial yang ada di Facebook untuk mempertahankan penggunanya tetap berada di situs mereka, sehingga lebih banyak eksposur pada inventaris iklan dan bisnis Bing,” kata analis IDC Hadley Reynolds, yang mengatakan kerja sama ini menjadi tonggak penting dalam dunia periklanan sosial.
Google tentu saja tidak tinggal diam. CEO Eric Schmidt langsung menanggapinya dengan dingin. Ia secara tegas tidak menyukai perjanjian yang sifatnya privasi, terlebih lagi jika berbicara tentang mesin pencarian di Internet.
“Kami memiliki pengembangan dengan cara lain, di mana orang dapat memberikan informasinya pada kami yang tidak hanya sekadar informasi personal seperti halnya jejaring sosial,” kata Schmidt.
Maksud Schmidt tersebut tidak lain merujuk pada projek Google Me, yang dibuat untuk mensosialisasikan layanan pencarian dan properti Web di banyak layer, seperti dikutip eWeek.com, Sabtu 16 Oktober 2010.
Jika itu terdengar seperti tantangan terselubung Google pada Bing dan Facebook, Schmidt jelas tidak menyimpan rahasia untuk bekerja sama dengan siapa pun, melainkan situs yang merupakan bagian dari Google juga. Padahal, sebelumnya dia juga mengisyaratkan bahwa dia juga ingin mengakses data Facebook.
“Ini belum pukulan KO bagi Google. Tapi, memang integrasi Facebook dan Bing sangat signifikan meski Google masih menjadi pemimpin di jagat mesin pencari,” tukas Li, analis sekaligus pendiri Altimeter Group. (hs)
• VIVAnews