Category Archives: Digital Camera

Bermunculannya perekam video beresolusi high definition membuat eforia tren HD makin mencuat karena displai HD memang lebih menjanjikan lewat gambar yang lebih halus. Namun mahalnya peranti perekam video HD menjadi kendala tersendiri yang kerap menciutkan keinginan calon konsumen membelinya. Jika faktor harga menjadi yang terpenting maka tak ada salahnya Anda berpaling ke merek selain pabrikan mapan yang mampu menawarkan produk HD dengan harga yang terjangkau. Spectra Vertex DV25 yang kami coba salah satunya.

Sebenarnya seri Vertex DV35 hanya mengalami beberapa perubahan dari seri sebelumnya. Dibandingkan seri DX2, minicam seri DV25 justru terlihat lebih sederhana meski sama-sama menawarkan kemampuan rekam video HD hingga 1440×1080 pixel. Untuk fotonya sendiri kemampuan maksimalnya mencapai 5 megapixel (2560×1920 pixel) namun dengan interpolasi dapat mencapai 7,7 megapixel atau 3200×2400 pixel. Perlu diingat, dalam hal ini besaran resolusi bukan menjadi faktor utama untuk menghasilkan foto yang tajam karena masih ada komponen lain yang turut berperan seperti kualitas lensa dan prosesor pengolah gambar.

Untuk mendukung perekaman foto dan video, DV25 memiliki kemampuan zoom optis hingga 5x yang juga dibantu fitur Image Stabilizer (IS). Namun fitur IS sepertinya kurang efektif berfungsi karena detil foto yang dihasilkan masih sedikit berbayang (blur). Selain itu fitur harus diaktifkan setiap kali minicam dinyalakan sehingga terasa tidak praktis.

Read more

Agak menurunnya pasar kamera digital tidak membuat produsen Samsung menunda kemunculan seri terbarunya yang mengedepankan gaya, ST50. Kamera yang lebih dulu muncul di Amerika dengan nama TL100 ini sengaja dihadirkan dalam polesan bodi stainless yang cantik dalam pilihan warna merah, hitam, biru, dan silver.

Dengan ketebalan kurang dari 1,7 cm (tanpa perpanjangan lensa), Samsung ST50 menjadi salah satu kamera kompak tertipis di dunia yang mengusung resolusi sampai 12 megapixel. Wajarlah jika produk ini sempat menyabet penghargaan dari CES Innovation Award 2009 yang diadakan pada bulan Januari tahun ini di Las Vegas – Amerika.

Dari awal, ST50 memang dijadikan kamera kompak dengan target konsumen berselera fashion yang tinggi tanpa melupakan kemampuan fotografi yang memadai. Karena itulah, ST50 didesain dalam bentuk ramping yang tetap nyaman digunakan berkat tombol kontrol ringkas dan layar LCD 2,7” yang lapang. Fungsi-fungsi fotografi pun dijejalkan cukup beragam tanpa merepotkan pemakainya. Bahkan disediakan feature SMART yang menjadikan kamera bekerja secara otomatis sesuai pengaturan yang telah disediakan.

Read more

Popularitas High Definition (HD) kini telah semakin meningkat seiring tingkat kenyamanan yang ditawarkannya (sekaligus semakin terjangkaunya harga perangkat HD). Belum matangnya teknologi Full-HD (khusunya pada perangkat genggam seperti camcorder) telah membuat teknologi HD yang setingkat di bawahnya lebih populer. Spectra sebagai salah satu produsen gadget juga turut memperkenalkan minicam yang sudah kompatibel pada modus HD, seperti seri Vertex DX2 yang InfoKomputer coba ini.

Sepintas desain Vextex DX2 mirip camcorder sejenis. Namun setelah ditilik lebih jauh nyatalah bahwa produk Spectra ini ringan (hanya 294 gram) sehingga memudahkan mengoperasikannya dengan satu tangan.

Ringannya minicam ini agaknya dibentuk oleh salah satu faktor seperti penggunaan media penyimpan berupa kartu memori SD/MMC yang saat ini amat populer. Sayang, Vertex DX2 hanya mampu menangani kartu memori SD dengan kapasitas maksimal 8GB. Sementara layar monitor LCD 3”-nya dapat diputar sampai 270 derajat untuk memungkinkan pengambilan gambar secara lebih fleksibel.

Read more

Ixus? Ya, fisik kamera point-and-shoot 10 megapixel seri PowerShot ini sekarang serupa Ixus. Badannya menipis, rata, tanpa tonjolan grip yang dulu menjadi ciri khas seri PowerShot. Di satu sisi, ini menyenangkan karena kamera bisa dimasukkan ke saku baju atau tas kamera tanpa mengganggu. Namun ketipisan badan akibat absennya grip ini menyebabkan kurang mantapnya genggaman kamera. Agak sulit mengoperasikan kamera dengan satu tangan.

Mirip Ixus, PowerShot A2000IS meniadakan viewfinder—sesuatu yang bermanfaat, tetapi biasanya jarang dimanfaatkan. Sebagai gantinya, hadir LCD 3” yang menyita tigaperempat bagian belakang badan kamera. Di layar dengan sudut pandang yang lebar dari kiri ke kanan ini, segala sesuatunya tampak jelas dan jernih nyaris. Sayang di luar ruang pada saat matahari cukup terik, layar tersebut masih kurang mumpuni—sehingga kami kembali mendambakan adanya viewfinder.

Laiknya seri PowerShot tipe A, 2000IS bisa dioperasikan tanpa mengerutkan kening berkat fasilitas yang nyaris serba otomatis. Untuk bidikan serba otomatis, ada tambahan baru, yakni moda Easy (icon hati merah pada Dial Mode). Pada moda ini, semua pengaturan akan dilakukan kamera. Yang tersisa hanyalah pilihan untuk mengaktifkan/nonaktifkan blitz. O ya, terkait dengan blitz, waktu pengisian ulang blitz kini sudah lebih cepat, sekitar 4 detik.

Read more

Produsen kamera sepertinya saling berlomba memunculkan beragam kamera digital mereka untuk memperluas produk di mata konsumen. Namun seringkali seri awal dan kelanjutnya memiliki fitur yang sama. Kalau pun berbeda, seringkali hanya pada hal yang kurang berarti seperti penambahan resolusi. Begitu seri mju 1060 dari Olympus ini. Pada dasarnya, teknologi dan fitur model ini sama dengan seri sebelumnya. Namun, mju 1060 hadir tidak hanya dengan resolusi 10 megapixel, melainkan juga dengan kemampuan zoom optis yang lebih tinggi dibandingkan produk sekelasnya.

Mju 1060 masih menyertakan fungsi-fungsi standar kamera digital termasuk juga fitur scene untuk membantu membidik obyek sesuai kondisi tertentu. Terdapat 21 skema pemotretan sesuai kondisi lapangan, beberapa di antaranya bahkan berbeda dibandingkan kompetitor kebanyakan. Beberapa scene unik ini bisa dtemui pada skema “Behind the Glass” untuk memotret benda di belakang kaca atau etalase, “Documents” untuk memotret tulisan atau surat-surat penting, “Auction” untuk memotret barang-barang yang dilelang, dan “Smile Shot” yang memungkinkan kamera memotret secara otomatis ketika orang yang menjadi obyek foto tersenyum. Unik bukan?

Read more

Sebenarnya agak janggal juga produsen yang lebih dikenal dengan produk notebooknya menghadirkan sebuah kamera digital, namun Toshiba memang berkeinginan melengkapi konsumen notebook mereka dengan peranti pendukung mobilitas. Dengan alasan inilah mereka menciptakan produk-produk pelengkap yang disebutnya sebagai “must-have gadgets” seperti juga kamera Toshiba seri TDM-8360 beresolusi 8 megapixel ini. Inilah kamera kompak debutan Toshiba yang dimunculkan sebagai pelengkap gadget pengguna notebook.

Tidak ada hal istimewa yang mudah terlihat dari fisik kamera ini jika dibandingkan dengan produk sekelas. Satu-satunya yang membuat unik mungkin hanya bentuk tombol navigasi yang lebih mirip keypad pada ponsel. Sebenarnya layar LCD 3” pada kamera ini terasa lega dilihat, namun pencahayaan displainya tergolong terlalu kuat dan menyilaukan. Hal serupa terjadi pula pada hasil foto dengan blitz yang menghasilkan gambar dengan cahaya yang terlalu berlebih (over).

Read more

6/6
Buka Chat
Telpon Saja